Sabtu, 16 Oktober 2010

TENTANG MESIN

KEMAMPUAN MESIN
Kecepatan Maksimum
Diukur dalam kondisi GVW (gross vehicle weight) di jalan datar beraspal tanpa angin dalam satuan km/jam atau mph (mile per hour).

Pemakaian Bahan Bakar (Fuel Consumption)
Penggunaan bahan bakar (fuel consumption) adalah suatu ukuran berapa banyak bahan bakar yang digunakan suatu mesin atau kendaraan pada suatu jarak tertentu, dan ini menunjukkan seberapa jauh efisiensi mesin atau kendaraan dilihat dari pemakaian bahan bakarnya.
Untuk menunjukkan pemakaian bahan bakar digunakan dua metode yang berbeda. Metode pertama dengan menjalankan kendaraan pada jarak tertentu dan bahan bakar yang diperlukan diukur. Satuan unit yang digunakan adalah liter per 100 km (1/100 km). Metode ini lebih mudah kita pahami akan tetapi ada juga yang mengukur jarak yang dapat ditempuh dengan sejumlah bahan bakar tertentu. Satuannya adalah km per liter (km/l) atau mile per gallon (mpg).
Nilai ini (1/100 km, km/l atau mpg) digunakan untuk membandingkan pemakaian bahan bakar sari suatu kendaraan pada macam-macam kondisi pengendaraan.

Kemampuan Daya Tanjak Maksimum
Kemampuan kendaraan untuk mendaki dengan beban spesifikasi (GVW/Gross Vehicle Weight). Tingkat maksimum dari suatu kendaraan dapat mendaki diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: Ketinggian B yang ditentukan dari garis datar sejauh A yang dilalui. Sudut tanjakan q (theta) di dapat dengan membagi B/A. Bila A = 100, B = 20 maka:
                 




Dan ini sama dengan daya tanjak maksimum.
Maksimum gradeability masih berupa kemampuan teoritis, kenyataannya mungkin tidak dapat menanjak karena gesekan ban dengan jalan.

Minimum Turning Radius
Yaitu radius terkecil kendaraan dapat membelok perlahan-lahan pada tempat yang datar dan rata dengan posisi kemudi membelok penuh. Garis lingkarannya dibentuk oleh bagian body paling luar atau oleh garis tengah roda outer.

SPESIFIKASI MESIN
Susunan Silinder
Susunan silinder yang digunakan pada umumnya adalah sebagi berikut:
·           Tipe in-line
Silinder disusun dalam satu abris, tipe ini banyak digunakan karena konstruksinya sederhana.
·           Tipe V
Blok silinder berebntuk V (V-Shape). Tipe ini memungkinkan tinggi dan panjang mesin menjadi berkurang.
·           Tipe Horizontal Berlawanan
Silinder disusun horizontal dan berlawanan satu dengan yang lain. Susunan seperti ini dapat mengukur tinggi mesin.

Mekanisme Katup
Mesin 4 langkah mempunyai satu atau dua katup masuk dan katup buang pada setiap ruang bakarnya. Campuran udara-bahan bakar masuk ke silinder melalui katup masuk, dan gas bekas keluar melalui katup buang.
Mekanisme yang membuka dan menutup katup-katup ini disebut mekanisme katup. Berikut ini tipe mekanisme katup yang banyak dibuat oleh pabrik:
·           Tipe Over Head Valve (OHV)
Mekanisme katup ini sederhana dan high reliability. Penempatan camshaft-nya pada blok silinder, dibantu dengan valve lifterdan push rod antara rocker arm.
·           Tipe Over Head Camshaft (OHC)
Pada tipe ini camshaft ditempatkan di atas kepala silinder dan cam langsung menggerakkan rocker arm tanpa melalui lifter dan push rod. Camshaft digerakkan oleh poros engkol melalui rantai atau tali penggerak.
Tipe ini sedikit rumit dibandingkan dengan OHV, tetapi tidak menggunakan lifter dan push rod sehingga berat bagian yang bergerak menjadi berkurang. Kemampuannya pada kecepatan tinggi cukup baik, karena katup-katup membuka dan menutup lebih tetap pada kecepatan tinggi.
·           Tipe Double Over Head Camshaft (DOHC)
Dua camshaft ditempatkan pada kepala silinder satu untuk menggerakkan katup masuk dan yang lainnya untuk menggerakkan katup buang. Camshaft membuka dan menutup katup-katup langsung, tidak memerlukan rocker arm. Berat part yang bergerak menjadi berkurang, membuka dan menutupnya katup-katup menjadi lebih presisi pada putaran tinggi.
Konstruksi tipe ini sangat rumit, kemampuannya sangat tinggi dibandingkan dengan tipe lainnya. Mekanisme katup DOHC ada dua metode.
Pertama, dua camshaft digerakkan langsung dengan sebuah sabuk (single drive belt directly). Kedua, hanya exhaust camshaft digerakkan langsung dengan satu sabuk (belt), dan intake camshaft digerakkan oleh exhaust camshaft melalui sebuah roda gigi.

Lubang Silinder dan Langkah Torak
Mesin dapat diklasifikasikan dalm 3 tipe oleh perbandingan diameter lubang silinder (cylinder bore) dengan langkah torak.
·           Long-stroke Engine
Mesin yang langkah toraknya lebih panjang dari pada diameter silinder.
·           Square Engine
Mesin yang langkah toraknya sama dengan diameter silinder.
·           Short-stroke (Over-square) Engine
Mesin yang langkah toraknya lebih pendek dari pada diameter silinder.

Pada kecepatan mesin yang sama (rpm poros engkol) kecepatan torak pada square engine atau over-square engine lebih rendah dari pada long stroke engine. Ini berarti, bahwa silinder, torak dan pegas torak keausannya dapat berkurang dengan menggunakan square atau over-square engine. Selain itu tinggi mesin juga menjadi berkurang, maka squari dan over-square engine banyak digunakan pada mobil penumpang.

Piston Displacement
Volume langkah (piston displacement) atau disingkat displacement adalah jumlah volume dari posisi TMA ke TMB (Untuk mesin yang silindernya lebih dari satu, dipakai istilah total displacement). Pada umumnya displacement makin besar menghasilkan output yang lebih besar pula, karena campuran udara dan bahan bakar makin banyak.
Total Displacement dari sebuah mesin dapat di hitung sebagai berikut:






Dimana:
 π = perbandingan dari keliling lingkaran terhadap garis tengah lingkaran tersebut (22/7)
V = psiton displacement
D = diameter silinder
L = langkah piston
N = jumlah silinder

Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi menunjukkan berapa jauh campuran udara bahan bakar yang dihisap selama langkah hisap dikompresikan dalam silinder selama langkah kompresi.
Dengan kata lain adalah perbandingan dari silinder dan volume ruang bakar dengan torak pada posisi TMB (V2) dengan volume ruang bakar dengan torak pada posisi TMA (V1). Dan nilainya dapat dihitung sebagai berikut:


Perbandingan Kompresi = 







V1  = volume ruang bakar
V2  = volume langkah piston
Contoh :







Perbandingan kompresi = 10,8 : 1

Selanjutnya perbandingan kompresi yang lebih tinggi menghasilkan tekanan gas pembakaran lebih besar pula, menghasilkan output yang lebih besar. Pada umumnya perbandingan kompresi adalah antara 8:1 dan 11:1 dalam mesin bensin, dan antar 16:1 sampai 20:1 untuk mesin diesel.

Momen Mesin
Momen mesin ialah nilai yang menunjukkan gaya putar atau twisting force pada output mesin (poros engkol). Nilai ini dinyatakan dalam satuam Newton Meter (N-M) dan dihitung sebagai berikut:
T  = N x r
Dimana:
T  =  momen
N  =  gaya
r  =  jarak
Newton adalah unit pengukuran gaya dan mempunyai hubungan dengan kgf, metode lama sebagai berikut:  1 kgf = 9,80665 N

Daya Output Mesin
Daya output mesin (engine output power) adalah rata-rata kerja yang dilakukan dalam satuan waktu, satuan yang umum ialah kilowatt (KW). Satuan lain yang digunakan ialah HP (horse power) dan PS (Pferde Strake). Satuan konvensional ini mempunyai hubungan dengan unit kilowatt sebagai berikut:
1 PS  = 0,7355 KW
1 HP  = 0,7457 KW

Kurva Kemampuan Mesin
Kurva kemampuan mesin (engine performance curve) yaitu grafik yang menunjukkan kemampuan mesin secara umum. Grafik tipe ini memperlihatkan momen output mesin, yang diukur pada dinamo mesin, dan tenaga kuda mesin, yang dihitung dari kecepatan mesin (rpm). Nilai tersebut tidak menunjukkan kemampuan mesin yang sebenarnya ketika sedang menggerakkan kendaraan di jalan, melainkan hanya kemampuan perbandingan dari mesin itu sendiri.
Grafik di bawah ini memperlihatkan kurva kemampuan mesin untuk suatu hypothetical engine. Dalam contoh ini, output mesin 40 KW bila kecepatan mesin (dinyatakan dalam putaran per menit atau rpm) adalah 2.000 rpm. Momen mesin kira-kira 150 N-m bila kecepatan mesin 5.500 rpm.

Tentang Mesin

KEMAMPUAN MESIN
Kecepatan Maksimum
Diukur dalam kondisi GVW di jalan datar beraspal tanpa angin dalam satuan km/jam atau mpm (mile per hour)

Pemakaian Bahan Bakar (Fuel Consumption)
Penggunaan bahan bakar (fuel consumption) adalah salah suatu ukuran berapa banyak bahan bakar yang digunakan suatu mesin atau kendaraan pada suatu jarak tertentu, dan ini menunjukkan seberapa jauh efisiensi mesin atau kendaraan dilihat dari pemakaian bahan bakarnya.
Untuk menunjukkan pemakaian bahan bakar digunakan dua metode yang berbeda. Metode pertama dengan menjalankan kendaraan pada jarak tertentu dan bahan bakar yang diperlukan diukur. Satuan unit yang digunakan adalah liter per 100 km (1/100 km). Metode ini lebih mudah kita pahami akan tetapi ada juga yang mengukur jarak yang dapat ditempuh dengan sejumlah bahan bakar tertentu. Satuannya adalah km per liter (km/l) atau mile per gallon (mpg).
Nilai ini (1/100 km, km/l atau mpg) digunakan untuk membandingkan pemakaian bahan bakar dari suatu kendaraan pada macam-macam kondisi pengendara.


Kemampuan Daya Tanjak Maksimum
Kemampuan kendaraan untuk mendaki dengan beban spesifikasi (G.V.W). Tingkat maksimum dari suatu kendaraan dapat mendaki diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: Ketinggian B yang ditentukan dari garis datar sejauh A yang dilalui. Sudut tanjakan ) (theta) di dapat dengan membagi B/A. Bila A = 100, B = 20 maka


    θ =  B/A  - 20 /100 = 0.2

Dan ini sama dengan daya tanjak maksimum.
Maksimum gradeability masih berupa kemampuan teoritis, kenyataannya mungkin tidak dapat menanjak karena gesekan ban dengan jalan.

Minimun Turning Radius
Yaitu radius terkecil kendaraan dapat membelok perlahan-lahan pada tempat yang datar dan rata dengan posisi kemudi membelok penuh. Garis lingkarannya dibentuk oleh bagian body paling luar atau oleh garis tengah roda outer.


SPESIFIKASI MESIN
Susunan Silinder
Susunan silinder yang digunakan pada umumnya adalah sebagai berikut:

.


Rabu, 13 Oktober 2010

Perbaikan Sistem Pengapian


1. Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Pengapian

Petunjuk Servis
Komponen-komponen pengapian otomotif itu komplek dan seringkali rapuh, karenanya selalu berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis. Gagal dalam menjalankan pedoman servis dapat mengakibatkan kerusakan system yang sangat merugikan.
Peringatan: 
Beberapa macam servis mengharuskan system pengapian energi tinggi dan system pengisian bahan bakar tidak diaktifkan. 
Amati prosedur yang dianjurkan berikut. 

Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan: 
· Kecelakaan atau kematian 
· Kebakaran kendaraan 
· Kerusakan engine 
· Kerusakan komponen elektronik. 



Pencegahan
Bila kendaraan mempunyai sistem bahan bakar elektronik komputernya mempunyai memori yang memuat informasi diagnosa dalam bentuk kode. Melepaskan hubungan terminal baterai dapat menghapus kode tsb. Bila system bahan bakar rusak, pastikan kerusakannya dengan menggunakan kode sebelum melepaskan baterai mobil.
·           Memori dapat disusun kembali setelah beberapa urutan menghidupkan mobill.
·           Pelepasan baterai dapat mempengaruhi jam, radio dan memor.
Catatan:
·           Perangkat pengaman memori tersedia.
·           Untuk lengkapnya, baca lebih rinci manual servis rutin dari pabrik.

2. Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian
Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian
Untuk setiap kesalahan pengapian pemeriksaan visual pendahuluan harus dilakukan dahulu sebelum melakukan prosedur diagnosa kerusakan yang lebih luas.
·           Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak atau terminal-terminalnya longgar.
·           Periksalah kabel bertegangan tinggi bila terbakar atau isolasinya rusak dan terminal-terminalnya berkarat.
·           Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor.
·           Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar, generator sinyal rusak atau porosnya aus.
·           Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektroda-elektrodanya terbakar.
·           Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada tanda-tanda korslet.

3. Unjuk Kerja Sistem Pengapian
Unjuk Kerja
Engine modern dengan pembatasan emisi cenderung bekerja dengan menggunakan campuran yang tipis dan perbandingan  kompresi yang ringan.  Bahkan dengan rancangan engine yang sedemikian rupa dirancang untuk menghasilkan campuran udara dan bahan bakar yagn mencukupi campuran tipis tersebut kadang-kadang sulit terbakar. Juga tingkat emisi yang  rendah telah menempatkan saat percikan (spark timing) pada posisi yang sangat penting.
 Sistem pengapian harus bekerja dengan baik untuk mencegah:
·           unjuk kerja engine/kendaraan rendah
·           terjadinya pemborosan bahan bakar
·           tingkat emisi tinggi
 Peringatan: Sistem pengapian enerji tinggi dapat menyebabkan kejutan listrik yang fatal.
 Oleh sebab pengetesan koil-koil pengapian enerji tinggi yang menggunakan alat-alat test sangat berbahaya, dan karenanya kabel-kabel tegangan tinggi rangkaian terbuka menyebabkan komponen-komponen elektronik tidak bekerja, maka suatu cara pengetesan kinerja system pengapian telah dikembangkan dengan menggunakan ‘penguji busi’. Busi test hanyalah sebuah  busi dengan celah yang sangat lebar (max. 13 mm) dan penjepit massa untuk pengaman (secure grounding)
 
Coil system yang akan ditest hanya dihubungkan ke busi melalui kabel bertegangan tinggi.  Busi dihubungkan ke ground (massa).  Anda sekarang dapat menghidupkan engine dengan aman.  Coil pengapian dan system yang baik harus dengan mudah dapat melompati celah tanpa gagal.

Catatan: Menghubungkan busi test hanya dapat dilakukan bila pengapiannya dimatikan. 

4. Penyebab-penyebab yang memungkinkan system pengapian gagal bekerja.
Penyebab
4.1. Percikan enerji yang kecil atau tidak terjadi pada satu atau lebih busi:
·            Celah yang tidak pas, busi yang rusak atau kotor.
·            Resistansi yang tinggi atau isolasi pada kabel-kabel tegangan tinggi rusak.
·            Isolasi coil pengapian rusak/pecah.
·            Tutup distributor atau isolasi rotor pecah atau elektrodanya terbakar.
·            Lilitan sekunder coil pengapian rusak.
4.2. Tidak adanya Kontrol arus atau suplai tegangan primer:
·            Sekring pengapian berbunyi
·            Komponen-komponen atau lilitan rangkaian primer rusak atau resistansi tinggi (saklar pengapian, resitor ballast, dsb.)
·            Lilitan-lilitan primer coil pengapian rusak.
·            Kontak-kontak pengapian terbakar atau dipasang tidak tepat.
·            Kondensor pengapian rusak.
·            Lilitan primer grounded.
·            Unit kontrol pengapian elektronik gagal bekerja.
·            Generator sinyal rusak.
4.3. Saat Pengapian Gagal:
·            Saat pengapian.
·            Pengaturan timing yang tidak tepat.
·            Kontak-kontak pengapian dipasang tidak tepat.
·            Unit advance vacuum rusak.
·            Mekanisme advance mekanik rusak.
·            Unit kontrol pengapian elektronik tidak berfungsi.
·            Generator sinyal tidak berfungsi.
·            Pengapian awal dikarenakan busi-busi, engine atau system kendali emisi rusak.
Instrumen pengetesan
Instrumen pengetesan yang telah diseleksi dan menggambarkan secara singkat aspek-aspek pengoperasian engine yang bervariasi yang dapat dicek.

5. Voltmeter dan Ampermeter
 Volmeter dan Ampermeter
Voltmeter dan Ampermeter digunakan dengan cara yang biasa menentukan : Tegangan kerja system dan penurunan tegangan. Mengidentifikasi status sinyal, misalnya AC, DC atau pulsa DC. Status sinyal input dan output dari unit pengendali system pengapian. Arus yang mengalir pada rangkaian dan komponen.
Meter yang disatukan pada analyzer mungkin memerlukan pemilihan fungsi yang berbeda untuk memungkinkannya bekerja secara terpisah dari fungsi analyzer. Ampermeter analyzer umumnya menggunakan jenis pick-up induktif yang dihubungkan ke rangkaian kendaraan

5.1. Multimeter Digital

Multimeter digital disarankan oleh pabrik pembuat komponen dan kendaraan untuk digunakan pada rangkaian dan peralatan elektronik. Volt, amper dan ohmmeter digunakan untuk menguji kondisi rangkaian, nilai dan keterpakaian komponen. Fungsi multimeter digital lainnya seperti pemeriksa dioda dan frekuensi meter dapat digunakan untuk mendiagnosa system pengapian dan keterpakaian komponen.
Fungsi frekuensi mampu mengukur: 

·           Ketersediaan output generator sinyal.
·           Frekuensi output generator sinyal dibandingkan dengan variable lain yang sudah diketahui seperti putaran mesin.
·           Input dan output dari unit pengendali system pengapian elektronik.
Fungsi penguji dioda dapat digunakan untuk memeriksa keterpakaian:
·           Dioda pelindung Kejutan Listrik pada system.
·           Dioda operasi system.
·           Keterpakaian transistor daya.
·           Kontinuitas rangkaian.

5.2. Dwell Meter 

Pengertian sudut dwell mengacu pada sudut permutaran distributor selama kontak point tertutup. Sudut dwell harus diatur dengan benar sesuai spesifikasi pabrik, kalau tidak kerja system akan terganggu. Jika sudut dwell terlalu kecil (celah kontak point terlalu besar) koil pengapian mungkin tidak mendapat cukup waktu untuk membangkitkan medan magnit, yang akan menghasilkan tegangan sekunder yang lemah. Jika sudut dwell terlalu besar ( celah kontak point terlalu kecil ) tegangan induksi primeir akan melompat diantara celah kontak point, bukannya mengisi kapasitor, collapsenya medan magnet pada coil menjadi lambat yang akan mengakibatkan tegangan scunder menjadi rendah. 
Keausan poros distributor atau mekanisme advancer dapat diidentifikasi dengan cara menaikkan putaran mesin atau memberikan kevacuuman yang berbeda pada unit vacuum dan mencatat variasi sudut dwell yang terbaca. Distributor yang memiliki perbedaan lebih dari 20 perlu diperbaiki.


Pengoperasian Meter 
Sambungan meter listrik biasanya ke terminal negatif coil pengapian dan massa. Skala arus harus dipilih sesuai jenis dan jumlah silinder. Hidupkan engine dan perhatikan pembacaan meter. Bila diperlukan stel celah kontak point. Periksa kembali pembacaan dwell meter.

Catatan:
·           Selalu ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan dwell meter dimana sambungan setiap meter dapat berbeda pada berbagai engine.
·           Sudut dwell pada system pengapian elektronik sudah tertentu dan tidak dapat distel.

5.3. Timing Light
Timing light digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian sesuai dengan sudut putar poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan posisi piston Begitu saat pengapian disetel, selanjutnya  akan dikendalikan oleh system pengatur pegapian mekanik, vacuum atau elektronik.  Timing light yang digunakan bersamaan dengan meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja sesuai dengan spesifikasi pabrik.


6. Pengetesan Komponen Sistem Pengapian

Pengetesan Komponen Sistem Pengapian
6.1. Coil Pengapian

Pengecekan Lilitan Primer 
Pemeriksaan resistensi harus dilakukan utnuk mengetes lilitan primeir. Untuk mengetes lilitan primeir, baca ohm meter dengan menggunakan AVO METER, hubungkan pada kedua terminal primeir, dan bacaannya secara akurat dicatat Bacaan tersebut harus cocok dengan spesifikasi pabrik. 

Contoh: 
Koil 12V – 2,5 sampai 3 Ohm 
Koil Ballast – 1,5 sampai 2 Ohm 
Koil Hei – 0,8 sampai 1 Ohm.


Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian dan faktanya tidak ada yang korslet.
·           Coil Lilitan Sekunder
       Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi harus dilakukan pada lilitan sekunder. Ohmmeter (Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan tinggi dan salah satu dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana nilai sekundernya berada pengaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm.
Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik rangkaian yang lengkap dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun lilitan-lilitan tidak korslet bersamaan.
·           Pengecekan Massa Isolasi
       Untuk mengecek kesalahan pemassaan satu seri test lamp (lampu pengetes) dihubungkan diantara satu dari terminal primer dan wadah logam coil. Lampunya tidak boleh menyala. Bila menyala, coilnya rusak dan harus diganti.
·           Pengujian Output
       Test out put scunder harus juga diterapkan pada coil menghubungkannya pada mesin pengetes yang dapat menghasilkan arus yang terganggu. Dengan menghubungkan outlet tegangan tinggi koil ke celah percikan bunga api yang berubah-ubah, ‘ukuran’ maksimum percikan bunga api (atau enerji yang tersedia) yang dapat diproduksi, dapat diukur. Hal tersebut harus dibandingkan dengan coil yang baru, lebih kurang 13 mm.


       Catatan: Pengujian ini harus dilakukan pada temperatur kerja koil.
Catatan penting: Alat uji coil pengapian berdaya tinggi. 
Alat uji output coil pengapian tidak boleh digunakan untuk menguji coil pengapian yang berenerji tinggi yang dirancang untuk system pengapian elektronik


6.2. Kondensor Pengapian
Ada tiga pengujian yang harus dilakukan terhadap kondensor.
·           Kebocoran, untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan penyekat dielektrik.
·           Kapasitas, untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan kondensor mempunyai kapasitas untuk menyimpan semua enerji listrik.
·           Resistansi seri, untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat.

Alat ukur condensor otomotif harus digunakan sesuai dengan kondisi aslinya, menyediakan tegangan dan siklus pengisian yang mensimulasikan kerjanya pada engine

6.3. Kontak Point
Kontak point pengapian memerlukan perawatan yang tinggi dan penting dalam system pengapian, jika ada keragu-raguan pada kontak point segeralah ganti
1.    Periksa permukaan kontak point, warna abu-abu menujukkan pemakaian normal, permukaan yang berwarna biru tua terbakar menunjukka salah satu dari:
·       celah terlalu kecil.
·       Kondensor rusak
·       Lilitan koil rusak.
2.    Pemeriksaan lainnya
·       Kekuatan pegas.
·       Kabel listrik dan sambungan.
·       Celah kontak point.
·       Keausan poros cam distriburtor.

      6.4. Ballast Resistor
Ballast resistor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter, dua kali yaitu saat engine masih dingin dan pada temperatur kerja.


Gunakan spesifikasi pabrik saat menguji keterpakaian ballast resistor.

      6.5. Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor
Resistansi kabel tegangan tinggi dan tutup distributor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter.


Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 – 25 K ohm, tergantung panjangnya.

Kabel yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor. Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan karat. Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui keretakan, terminal yang berkarat atau rusak.

6. 6. Kapasitor
Penguji kapasitor harus digunakan untuk menentukan:
·           Kapasitas kapasitor
·           Resistansi atau kebocoran insulator
·           Resistansi seri
·           Hubungan singkat atau ke massa
·           Hubungan singkat internal rangkaian.
Untuk mengecek kapasitor dengan pengujian:
·           Hubungkan salah satu kabel alat uji ke kabel kapasitor
·           Hubungkan ujung lainnya ke badan kapasitor.
·           Hidupkan alat uji.
·           Putar tombol penguji ke arah ‘ capacity’
·           Perhatikan pembacaan alat ukur dan bandingkan dengan spesififkasi pabrik.
·           Putar tombol penguji ke arah ‘leakage’.
·           Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di luar garis merah.
·           Putar tombol penguji ke arah ‘series resistance’.
·           Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di dalam garis merah.
Catatan:
Hubungan singkat ke massa atau hubungan singkat di dalam rangkaian akan terdeteksi dengan salah satu pengujian  ini.   Kapasitor dapat diuji dengan menggunakan alat uji osiloskop.

6.7. Pembangkit PulsaUntuk mengetest pembangkit pulsa pada distributor pengapian elektronik

·           Gunakan ohmmeter dan aturlah pada rentang terrendah.
·           Masukkan setiap kabel ke kabel tegangan tinggi dari pembangkit pulsa.
·           Periksa pembacaan meter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik

GambarModul Pengendali Pengapian Elektronik Karena tidak ada cara yang umum dalam pemeriksaan kotak pemicu, disarankan mengikuti petunjuk yang dijelaskan oleh pabrik. Instrumen pengujian yang digunakan adalah:
·           Ohmmeter.
·           Voltmeter.
·           Pada beberapa kasus, baterai kering 1,5 V.